Tuesday, December 8, 2015

Hasil observasi Koperasi Benteng Darma Putrra

KOPERASI BENTENG DARMA PUTRA
JL. SRENGSENG SAWAH JAKARTA SELATAN


NO
KETERANGAN TUGAS
HASIL OBSERVASI
1.        
Prinsip Koperasi
a.       Keanggotaan Sukarela







b.      Anggota Demokratis













c.       Partisipasi Anggota




















d.      Pembagian SHU
( Sisa Hasil Usaha)









e.      Modal Koperasi










f.        Kemandirian




g.       Pelatihan dan Pendidikan yang di berikan untuk anggota baru.







h.      Kepedulian Koperasi

    ·    Berapakah jumlah anggota yang ikut berpartisipasi dalam koperasi ini ?

Dalam koperasi Benteng Darma Putra ada 80 anggota yang terdiri :
Anggota Tentara  : 60 orang
PNS                         : 20 orang

    ·   Apakah koperasi benteng darma putra termasuk dalam koperasi terbuka atau tertutup ?

Koperasi ini termasuk koperasi Tertutup di Karnakan yang menjadi anggota hanya anggota TNI AD saja atau dalam lingkup

    ·   Berapa lama periode Keanggotaan yang di lakukan koperasi tersebut

Periode untuk pengurus koperasi sekita 6-7 tahun untuk di gantinya pengurus baru

    ·   Berapa iuran wajib nya yang di keluarkan dari setiap pengurus koperasi ini ?

Tentara : Rp 50.000
Perwira : Rp 100.000
Dipotong dari gaji pengurus koperasi

   ·  Berapa iuran Sukarela yang di berikan anggota pengurus untuk kemajuan koperasi ?

Biaya yang di keluarkan oleh anggota secara sukarela adalah sesuai kemampuan anggota tersebut








    ·   Bagaimana Cara membagi SHU pada koperasi ini?

20% untuk Dana Cadangan
40% untuk Dana Anggota
10% untuk Dana Sosial
5%   untuk Dana Pendidikan
5%   untuk Dana Daerah Kerja
10% untuk Dana Pengurus


   · Berasal Darimana Modal Koperasi ini ?

Modal koperasi ini berasal dari modal sendiri yang di kumpulkan dari iuran anggoota kopersi dan Modal pinjaman yang di dapat dari instansi lain yang membantu menggembangkan kopersi ini

Keuntungan yang di dapat dari kopersi tersebut sekita Rp. 500.000 – Rp 600.000 per bulan


    ·  Apakan Kopersi ini Berdiri sendiri  ?

Ya,Kopersi Benteng Darma Putra ini di buat oleh anggota dan untuk anggota tersebut

   · Pelatihan /pendidikan apa yang di berikan untuk anggota baru koperasi ?

Pelatihan di koprasi ini di lakukan sesuai perintah dari INKOPAD ( induk koperasi angkatan darat) dan PUSKOPAD ( Pusat Koperasi Angkatan Darat )  yang bisa di jadwalkan kapan saja.


   ·  Barang apa saja yang di jual atau yang di sediakan di koperasi ini?

Spey
Alat alat Tentara
Jas Hujan
Jas sauna untuk lari
Sembako (- telur)
Dan kebutuhan Sehari hari


2.        
















Bentuk dan Jenis Kopersi

a.       Berdasarkan Fungsi





b.      Berdasarkan Tingkat & Luas Daerah Kerja









    ·  Koperasi ini termasuk dalam kopersi apa ?

Koperasi  ini termasuk dalam kopersi Pembelian/ konsumsi yang dapat di beli secara bebas namun di utamakan yaitu anggota Angkata Darat

    ·  Koperasi ini termasuk koperai Primer atau Sekunder ?

Koperasi Benteng Darma Putra  ini termasuk ke koperasi primer karna Hanya memiliki anggota 80 saja.

3.        

Keunggulan Koperasi

a.       Kerjasama Dengan Instansi Lain 





b.      Kemampuan Dalam Bersaing



c.       Sesuai dgn Keanggotaan & Prinsip 



   · Dengan instansi mana Koperasi ini  bekerja sama ?

Koperasi ini bekerja sama dengan minimarket untuk membantu kebutuhan sembako koperasi


   · Apakah koperasi ini dapat bersaing dengan koperasi lain ?
Tidak
Untuk lap keuangan Bersifat Privasi Koperasi

   ·  Keunggulan koperasi ini bagi anda ?

Keunggulan koperasi ini sesuai dengan keanggotaan  dapat membuka bidang usaha seperti membuka stand stand dan unit usaha yang di sewakan pada masyarakat


4.        
Kewirausahaan Koperasi

a.       Memanfaatkan peluang yang ada







b.      Berani mengambil resiko















c.       Kegiatan rutin


   · Bagaimana cara memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan koperasi ini ?

Dengan membuka stand yang di sediakan di halaman depan koperasi dan menyewakan unit usaha yang di bangun koperasi kepada masyarakat

   · Apakah ada hal yang membuat koperasi ini mengambil resiko ?

Ada,sampai saat ini koperasi benteng darma putra membeli stand seharga Rp. 1.700.000 dan mengalami kerusakan akibat angina dan harus membeli kembali karna sudah di sewa oleh pedagang seharga Rp 700.000 per bulan nya

Membuka stand tersebut bertujuan agak pemasukan koperasi bisa bertambah namun resiko nya adalah makanan atau produk jajanan yang ada di koperasi akan lama terjual di banding sebelum ada stand

   ·Kegiatan rutin apa yang di lakukan tiap bulan nya ?

Kegiatan rutin  yang di lakukan koperasi ini adalah membeli barang barang yang di lakukan setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan kios atau anggota lain  & melakukan pengecekan buku laporan keuangan  dan persediaan barang



Narasumber :
Bapak Sersan Satu Ardiansyah selaku Sekertaris Koperasi Benteng Darma Putra

Dokumentasi :


























Disusun Oleh :

Ahmad Suryana          ( 20214611 )
Igga Nuraeni              ( 25214096 )
Indah Fauziah             ( 25214260 )

Universitas Gunadarma
2014


Monday, June 8, 2015

Tugas Perekonomian Indonesia " Pengangguran disebabkan oleh Pendidikan "

Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.

Pengangguran intelektual tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena inilah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang gelar.

Salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan kita terlalu menekankan pada segi teori dan bukannya praktek. Pendidikan seringkali disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi bosan. Kita hanya pandai dalam teori tetapi gagal dalam praktek dan dalam profesionalisme pekerjaan tersebut. Rendahnya kualitas tenaga kerja terdidik kita juga adalah karena kita terlalu melihat pada gelar tanpa secara serius membenahi kualitas dari kemampuan di bidang yang kita tekuni.

Jadi apakah dengan pendidikan yang tinggi akan semakin mudah mencari kerja? Dan mampukah Pemerintah dengan filosopis anggaran 20 persen dari APBN maupun APBD yang dialokasikan untuk pendidikan nantinya dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja? atau hanya hisapan jempol belaka?

Bagaimanapun pendidikan adalah sarana untuk mentrasformasi kehidupan kearah yang lebih baik. Pendidikan pun dijadikan standar stratifikasi sosial seseorang. Orang yang berpendidikan akan mendapatkan penghormatan (prestice of life) dimata publik walaupun dari keturunannya tidak dikarunia oleh Tuhan kekayaan yang berlimpah.

Akibatnya, orangpun berbondong-bondong untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Mengingat dunia ini terus melaju pada era globalisasi, era persaingan global dan Indonesia merupakan bagian yang ikut andil didalamnya.

Dikehendaki ataupun tidak, setiap negara akan mengikuti perubahan dunia tersebut. Sehingga untuk mempersiapkan diri dari setiap persaingan global tersebut, manusiapun meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikannya baik mereguk pendidikan didalam negeri maupun dinegeri orang yang sudah nyata-nyata kualitasnya (hight quality). Demikian merupakan syarat utamanya.

Peningkatan Pengangguran Sarjana Drastis :

Namun alangkah mirisnya hati ini, pengangguran sarjana atau lulusan universitas ternyata tertinggi di Tanah Air dibandingkan dengan lulusan lain. Badan Pusat Statistik merilis, per Februari 2010, angka pengangguran terbuka mencapai 8,59 juta orang. Sebanyak 1,22 juta orang atau 14,24 persen di antaranya adalah sarjana.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, jumlah pengangguran sarjana meningkat dibandingkan dengan posisi tahun-tahun sebelumnya. Data BPS memperlihatkan, pada Februari dan Agustus 2009, pengangguran sarjana masing-masing hanya 12,94 persen dan 13,08 persen. Dalam rilis BPS per Februari ini mencatat jumlah pengangguran terbuka berdasarkan riwayat pendidikan tertinggi ditempati oleh pendidikan diploma I/II/III yang mencapai 15,71 persen dari 8,59 juta pengangguran. Sementara untuk pengangguran lain dengan angka pengangguran total 8,59 juta pengangguran masing-masing adalah lulusan universitas 14,24 persen, SMK 13,81 persen, SMA 11,9 persen, SMP 7,55 persen, dan SD ke bawah 3,71 persen.

Dari data di atas, sudah sangat jelas Indonesia mempunyai permasalahan yang tidak ringan dalam mengatasi pengangguran, utamanya yang bergelar sarjana. Sudah kuliah bayar mahal, ujung-ujungnya menganggur juga. Bila tidak segera diatasi, angka ini bukannya semakin turun tapi akan melonjak naik. Apalagi bila mengingat tiap tahun ada dua gelombang wisuda di tiap Perguruan Tinggi (PT), maka tinggal mengalikan saja jumlah tersebut dengan jumlah PT di Indonesia. Disini terlihat jelas bahwa jumlah lulusan sarjana dari tahun ketahun semakin bertambah, sehingga semakin meningkat pula angkatan kerja yang tidak persis diimbangi dengan perubahan pada kesempatan kerja.

Lalu yang menjadi pertanyaan kita adalah kenapa hal demikian ini bisa terjadi? Bukankah semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin luas pula kesempatan kerja yang diperolehnya? Atau dimanakah letak kesalahan tersebut? Apakah sistem pendidikan yang selama ini keliru? Yang hanya berorientasi melahirkan jumlah calon karyawan yang mencari kerja (what to do) tetapi bukan bagaimana menciptakan calon-calon pengusaha yang mandiri (what to be)?
Menurut Richard G. Lipsey dan kawan-kawan. (dalam buku "Economics 10th ed.", 1997: 39) menjelaskan, bahwa pengangguran adalah barang buruk ("bad") sosial seperti halnya keluaran merupakan barang baik ("good") sosial. Orang yang menganggur adalah orang yang mau dan mampu bekerja tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan.

Masih menurut Lipsey, Pengangguran pun merupakan sumber daya berharga yang potensi keluarannya tersia-sia. Pasangan fisik pengangguran adalah senjang resesi-potensi PDB yang tidak jadi dihasilkan. Keadaan demikian akan berpengaruh juga pada Pendapatan Nasional.
Bila pendapatan nasional berubah, maka volume kesempatan kerja ( employment) dan volume pengangguran (Unemployment) juga berubah. Angka pengangguran memang berfluktuasi dari tahun ke tahun, karena perubahan pada angkatan kerja tidak persis diimbangi oleh perubahan pada kesempatan kerja.

Alasan Lulusan Sarjana Menganggur:

Ada beragam alasan kenapa para lulusan sarjana menganggur. Alasan pertama adalah apa yang dinamakan dengan pengangguran siklis yaitu orang menganggur terpaksa (involuntarily unemployed). Golongan lulusan sarjana ini ingin bekerja dengan tingkat upah yang berlaku, tetapi sayangnya pekerjaan tidak tersedia. Bisa dikatakan juga sarjana ini termasuk yang pilih-pilih kerja. Boleh saja ia memfilterisasi pekerjaan sesuai skill dan kapabilitas keilmuannya. Tetapi kalau terlalu lama menunggu, maka akan terjadi dekonstruksi terhadap kesarjanaannya di area publik. Pengangguran siklis merupakan tantangan bagi teori ekonomi mikro.

Yang kedua adalah pengangguran friksional yang diakibatkan oleh perputaran (turnover) normal tenaga kerja. Orang-orang muda (fresh graduetion) yang memasuki angkatan kerja dan mencari pekerjaan. Tanpa diikuti dengan skill yang mumpuni atau pengalaman kerja yang tidak memadai, sehingga kalah dalam kompetisi kerja. Akibatnya para sarjana muda tersebut merupakan sumber penting pengangguran friksional. Ataupun dengan para sarjana yang keluar dari pekerjaannya merupakan sumber yang lainnya.

Untuk menanggulangi pengangguran friksional ini dibutuhkan training-training keahlian kerja dan menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Sebab setiap orang dilahirkan dengan bakat alamiah. Bilamana bakat alamiah ini terus diasah dan dikembangkan, tidak mustahil akan mendatangkan income juga.
Sedangkan jenis pengangguran yang ketiga adalah pengangguran struktural, yang didefinisikan sebagai pengangguran yang disebabkan ketidak sesuaian antara struktur angkatan kerja berdasarkan jenis keterampilan, pekerjaan, industri, atau lokasi geografis-dan struktur permintaan akan tenaga kerja.
Pengangguran jenis ketiga ini lebih berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kecepatan penyesuaian pasar tenaga kerja terhadap perubahan. Seperti di Inggris dan Kanada telah menerapkan kebijakan yang menghambat perpindahan antara wilayah, industri, dan jenis pekerjaan. Sehingga kebijakan tersebut cenderung meningkatkan pengangguran struktural.

Sedangkan di Indonesia ketika diterapkannya UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan telah menganut sistem perjanjian kerja kontrak. Yang sebenarnya merugikan karyawan. Dan berpeluang meningkatnya angka pengangguran. Dimana para sarjana yang sudah mendapat pekerjaan pun, nasib mereka masih terancam juga dengan PHK mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang masih saja belum bangkit dari keterpurukan. Krisis global yang menginduk kepada Kapitalisme berimbas juga pada semakin tingginya angka pengangguran. Bila sudah begini, kemana lagi akan mencari solusi atas tingginya pengangguran sarjana ini? Semoga saja permasalahan mengenai pengangguran ini dapat segera di atasi. Sehingga dapat mengurangi angka pengangguran bertitel di Indonesia.

Daftar Pustaka :
http://pakar-lampung.blogspot.com/2010/06/pengaruh-pendidikan-tinggi-terhadap.html

Thursday, April 30, 2015

ARTIKEL " KEMISKINAN DI DKI JAKARTA" Tugas Perekonomian Indonesia


    Kemiskinan adalah keadaan yang terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dasar seperti makanan,pakaian,tempat tinggal,pendidikan dan kesehatan,kemiskinan tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang berkaitan dengan perekonomian. Kemiskinan merupakan masalah global yang dapat terjadi dimana pun,bahkan di negara maju pun bisa terjadi kemiskinan yang dapat mengahdirkan kaum tuna wisma yang berkelana kesana kemari,kemiskinan dapat kita lihat dari segi kondisi kolektif masyarakan atau kelompok orang orang tersebut

Dari seluruh jumlah uang beredar di Indonesia hampir sekitar 70 persennya beredar di Jakarta. Namun kondisi ini ternyata dinilai tetap tidak mampu mengatasi masalah kesenjangan, kemiskinan, kekumuhan, dan inefisiensi. Hal itu antara lain disebabkan kegagalan penerapan konsep pembangunan trickle down effect atau efek menetes ke bawah.
Bahkan, jika diperhitungkan dalam ukuran kemiskinian relatif, ibu kota RI itu mencatat angka kemiskinan 41,31 persen(41,31%), atau yang terbesar di Indonesia. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dihitung dengan membandingkan pendapatan seseorang dengan rata- rata pendapatan seluruh masyarakat di suatu wilayah.
Ukuran kemiskinan relatif dapat dijadikan salah satu indikator ketimpangan pendapatan dalam masyarakat dan indikator hidup layak seperti warga lain di lingkungan sekelilingnya. Kegagalan konsep pembangunan di Jakarta itu dikemukakan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Susilo Bambang Sulisto, di Jakarta, Rabu (27/2).
Ia menjelaskan dalam teori trickle down effect, setelah pertumbuhan tercapai, akan ada "tetesan" yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat kecil. Namun, industri skala besar untuk menyerap tenaga kerja serta menciptakan rantai kemanfaatan lain justru terbatas sehingga kesejahteraan sulit dicapai

Berikut adalah statistik kemiskinan per tahun di DKI Jakarta :




Fokus utama dari pembangunan ekonomi baik di tingkat global maupun di tingkat nasional telah menghadirkan isu penting tentang pertumbuhan ekonomi, ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan. Analisis tentang ketiga hal yang saling berkaitan tersebut telah menjadi bahan perdebatan yang sangat menarik terutama bagi para penentu kebijakan yang akan melakukan pemilihan strategi kebijakan yang pantas untuk diterapkan.

 Adanya permasalahan kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan juga akan menghambat laju pertumbuhan ekomoni itu sendiri. Menurut Galor (2000), hal ini terjadi karena akumulasi kapital sebagai efek positif ketidakmerataan pendapatan akan di offset oleh rendahnya akumulasi human capital sebagai efek negatif adanya kemiskinan. Selain itu, kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan juga akan memberikan dampak instabilitas sosial, ketidakpastian, dan tragedi kemanusiaan seperti kelaparan, tingkat kesehatan yang rendah dan gizi buruk. Bila keadaan tersebut terus berlanjut pada akhirnya akan mengganggu stabilitas ekonomi makro dan kelangsungan pemerintahan yang ada.

 Pemerintah DKI Jakarta telah banyak mengeluarkan kebijakan program-program yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Program-program tersebut antara lain adalah program beras miskin yang memungkinkan bagi penduduk miskin untuk membeli beras dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras yang ada di pasar. Lalu ada juga program bantuan operasional

 sekolah (BOS) agar penduduk miskin dapat pemperoleh pendidikan dasar yang layak.
 Namun, jika dikaji dengan seksama, program-program terbebut cenderung berlaku secara umum dan belum tertuju langsung pada penduduk miskin. Program-program tersebut diberlakukan tanpa melihat adanya perbedaan masyarakat miskin dan yang terjadi adalah program-program yang berjalan kurang efisien untuk mengurangi kemiskinan. Sehingga perlu adanya integrasi dari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan yang kemudian perlu dilakukan studi terhadap faktor-faktor tersebut.

 Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan di DKI Jakarta. Setelah diketahui tentang faktor-faktor tersebut, selanjutnya adalah menentukan program-program dan kebijakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi keniskinan yang terjadi di DKI Jakarta secara lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di DKI Jakarta. Dari hasil identifikasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang program-program dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan secara lebih efisien.

 Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel, maka variable yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta adalah angka melek huruf, laju pertumbuhan ekonomi, PDRB sektor industri, dan tenaga kerja sektor industri. Pemerintah telah menjalankan banyak kebijakan dan program-program dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Tetapi, program-program tersebut belum efektif untuk mengurangi kemiskinan secara signifikan. Program-program yang dijalankan masih berlaku secara umum dan belum mengena langsung pada sumber penyebab kemiskinan. Sehingga yang terjadi adalah masih tingginya angka kemiskinan di DKI Jakarta.
 Pemerintah perlu menerapkan program-program yang langsung mengena pada sasaran kemiskinan. Program-program tersebut antara lain: (i) pemberantasan buta huruf, dapat dilakukan dengan program Keaksaraan Fungsional yang dilanjutkan dengan Program Kejar Paket A B C, (ii) peningkatan pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan dengan fokus pembangunan pada sektor kunci (leading sector)
 yang ada di DKI Jakarta yang dilanjutkan dengan pemerataan distribusi pendapatan dengan pengoptimalan pemungutan pajak dan penegakan hukum, dan (iii) penciptaan iklim investasi, dengan memperbaiki sistem birokrasi, manajemen, infrastruktur, pajak serta menciptakan input/sumber daya yang mendukung, high return expectation, dan stabilitas ekonomi politik dalam negeri.




Daftar Pustaka :

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64803

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2014/07/tingkat-kemiskinan-di-dki-jakarta-maret-2014#.VUIbttKUffE

http://www.sapa.or.id/f2/1270-kemiskinan-yang-mencemaskan-di-jakarta

Sunday, March 22, 2015

Tugas Perekonomian Indonesia "Sistem Ekonomi Liberal,Sosialis dan Campuran "

Sistem Ekonomi Terpusat (Sosialis)

Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem ekonomi dan seluruh sumber daya dan pengolahan nya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah.Sistem Ekonomi Sosialis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Negara menguasai semua alat produksi
  • Produksi di butuhkan untuk keperluan masyarakat
  • Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat
  • Hak milik individu tidak di akui
  • pemmerintah mengatur kegiatan produksi,distribusi dan konsumsi
Contoh negara negara yang menganut Sistem Ekonomi Terpusat:
  • Rusia
  • China
  • Kuba
Sistem Ekonomi Liberal

Sistem Ekonomi Liberal yaitu dimana pengelolahan ekonomi di atur oleh kekuatan pasar ( Permintaan dan Penawaran ) Sistem ekonomi ini menghendaki adanya kebebasan individu melakukan kegiatan ekonomi. Artinya setiap individu diakui kebenaran nya dan mereka bebas bersaing,Ciri-cirinya :
  1.  Harga barang ditentukan oleh pasar
  2. Timbulnya persaingan bebas
  3. Adanya pengakuan terhadao hak individu
  4. Setiap individu bebas mengejar keuntungan
  5. Modal memegang peranan sangat penting 
Contoh negara negara yang menganut Sistem Ekonomi Liberal :
  1. Amerika Serikat
  2. Perancis
  3. Korea Selatan
Sistem Ekonomi Campuran 

Sistem Ekonomi Campuran adalah ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan kelemahan yang timbul dari sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar.                                                                 Ciri ciri  dari sistem ekonomi campuran :
  • Adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian 
  • Adanya pihak swasta yang ikut berperan dalam kegiatan perekonomian
Contoh negara negara yang menganut Sistem Ekonomi Campuran :
  • Indonesia
  • Mesir
  • Malaysia

Setelah kita melihat uraian Sistem Ekonomi Campuran yang lebih baik di gunakan di indonesia sesuai dengan UUD1945 Dari uraian tersebut, jelas bahwa ciri yang paling menonjol dari sistem ekonomi campuran adalah adanya intervensi (campur tangan) pemerintah dalam perekonomian yang terintegrasi di pasar. Dalam sebuah perekonomian campuran, intervensi pemerintah tampil dalam kadar atau derajat yang berbeda-beda. Sistem ekonomi yang campur tangannya lemah berarti mendekati sistem ekonomi pasar, sedangkan yang kuat mendekati sistem ekonomi perencanaan (terpusat).



Daftar Pustakaa

http://www.ekonoomi.com/2013/10/pengertian-sistem-ekonomi-dan-

macamnya.htmlhttp://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/pengertian-sistem-ekonomi-indonesia.html




Monday, January 26, 2015

TUGAS 6 SOFTSKILL "BISNIS INTERNASIONAL DAN KERJASAMA REGIONAL ASEAN"

BISNIS INTERNASIONAL DAN KERJASAMA REGIONAL ASEAN


Pengertian Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang- bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.

Pengertian Bisnis Internasional menurut Ball ,McCulloch,Frantz,Geringer,Minor(2006) = Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara. Definisi tersebut mencakup perdagangan internasional. pemanufakturan diluar negeri juga industri jasa diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi,perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
Pengertian Bisnis Internasional menurut Charles WH Hill (2008) = Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.
Pengertian Bisnis Internasional menurut Daniels, Radebaugh & Sullivan (2004) = Semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara 2 negara atau lebih
Karakteristik yang membedakan bisnis internasional dan domestik adalah bisnis internasional melibatkan aktivitas yang melintas batas, Hal ini berarti menjalankan bisnis internasional lebih rumit karena:

*Negara-negara mempunyai ciri khas

*Masalah yang dihadapi lebih complex

*Bisnis Internasional harus mampu bekerja dengan berbagai kendala perdagangan dan investasi yang ditetapkan suatu pemerintah

*Transaksi internasional melibatkan perubahan mata uang.

*Implikasinya : segala hal antar batas harus dipertimbangkan dalam semua keputusan dan aktivitas yang dijalankan perusahaan multinasional.

Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Kalsifikasi bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan adalah sebagai berikut: Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer. Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.  
Hakikat Bisnis Internasional seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing.
Kerjasama ekonomi internasional adalah suatu kerjasama dalam bidang ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Hubungan kerjasama antar negara dapat mempercepat proses perkembangan ekonomi. Selain itu kerjasama penting dilakukan oleh Negara untuk menolong Negara tersebut.  
Badan kerjasama regional ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Deklarasi ASEAN tersebut ditandatangani oleh Indonesia, Malaysia, Singapura. Filiphina, dan Thailand. Sekarang, keanggotaannya telah diperluas mencakup Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Tujuan ASEAN berdiri adalah untuk mendorong perdagangan bebas antara negara anggota dan untuk meningkatkan kerja sama dalam kebijakan industri dibidang ekonomi, sosial, dan budaya antarnegara-negara ASEAN itu sendiri.

Daftar Pustaka:
Amirullah, Imam Haryanto, 2005, Pengantar Bisnis, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Hill, Charless W.L, Chow-Hou Wee, Krishna Udayasankar, 2014, Bisnis Internasional: Perspektif Asia, Jakarta, Salemba Empat.  
Hill, Chow. 2014. Bisnis Internasional : Perspektif Asia. Jakarta : Salemba Empat.
Salvatore, Dominick. 1992. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga.