Thursday, April 30, 2015

ARTIKEL " KEMISKINAN DI DKI JAKARTA" Tugas Perekonomian Indonesia


    Kemiskinan adalah keadaan yang terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dasar seperti makanan,pakaian,tempat tinggal,pendidikan dan kesehatan,kemiskinan tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang berkaitan dengan perekonomian. Kemiskinan merupakan masalah global yang dapat terjadi dimana pun,bahkan di negara maju pun bisa terjadi kemiskinan yang dapat mengahdirkan kaum tuna wisma yang berkelana kesana kemari,kemiskinan dapat kita lihat dari segi kondisi kolektif masyarakan atau kelompok orang orang tersebut

Dari seluruh jumlah uang beredar di Indonesia hampir sekitar 70 persennya beredar di Jakarta. Namun kondisi ini ternyata dinilai tetap tidak mampu mengatasi masalah kesenjangan, kemiskinan, kekumuhan, dan inefisiensi. Hal itu antara lain disebabkan kegagalan penerapan konsep pembangunan trickle down effect atau efek menetes ke bawah.
Bahkan, jika diperhitungkan dalam ukuran kemiskinian relatif, ibu kota RI itu mencatat angka kemiskinan 41,31 persen(41,31%), atau yang terbesar di Indonesia. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dihitung dengan membandingkan pendapatan seseorang dengan rata- rata pendapatan seluruh masyarakat di suatu wilayah.
Ukuran kemiskinan relatif dapat dijadikan salah satu indikator ketimpangan pendapatan dalam masyarakat dan indikator hidup layak seperti warga lain di lingkungan sekelilingnya. Kegagalan konsep pembangunan di Jakarta itu dikemukakan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Susilo Bambang Sulisto, di Jakarta, Rabu (27/2).
Ia menjelaskan dalam teori trickle down effect, setelah pertumbuhan tercapai, akan ada "tetesan" yang diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat kecil. Namun, industri skala besar untuk menyerap tenaga kerja serta menciptakan rantai kemanfaatan lain justru terbatas sehingga kesejahteraan sulit dicapai

Berikut adalah statistik kemiskinan per tahun di DKI Jakarta :




Fokus utama dari pembangunan ekonomi baik di tingkat global maupun di tingkat nasional telah menghadirkan isu penting tentang pertumbuhan ekonomi, ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan. Analisis tentang ketiga hal yang saling berkaitan tersebut telah menjadi bahan perdebatan yang sangat menarik terutama bagi para penentu kebijakan yang akan melakukan pemilihan strategi kebijakan yang pantas untuk diterapkan.

 Adanya permasalahan kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan juga akan menghambat laju pertumbuhan ekomoni itu sendiri. Menurut Galor (2000), hal ini terjadi karena akumulasi kapital sebagai efek positif ketidakmerataan pendapatan akan di offset oleh rendahnya akumulasi human capital sebagai efek negatif adanya kemiskinan. Selain itu, kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan juga akan memberikan dampak instabilitas sosial, ketidakpastian, dan tragedi kemanusiaan seperti kelaparan, tingkat kesehatan yang rendah dan gizi buruk. Bila keadaan tersebut terus berlanjut pada akhirnya akan mengganggu stabilitas ekonomi makro dan kelangsungan pemerintahan yang ada.

 Pemerintah DKI Jakarta telah banyak mengeluarkan kebijakan program-program yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Program-program tersebut antara lain adalah program beras miskin yang memungkinkan bagi penduduk miskin untuk membeli beras dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras yang ada di pasar. Lalu ada juga program bantuan operasional

 sekolah (BOS) agar penduduk miskin dapat pemperoleh pendidikan dasar yang layak.
 Namun, jika dikaji dengan seksama, program-program terbebut cenderung berlaku secara umum dan belum tertuju langsung pada penduduk miskin. Program-program tersebut diberlakukan tanpa melihat adanya perbedaan masyarakat miskin dan yang terjadi adalah program-program yang berjalan kurang efisien untuk mengurangi kemiskinan. Sehingga perlu adanya integrasi dari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan yang kemudian perlu dilakukan studi terhadap faktor-faktor tersebut.

 Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan di DKI Jakarta. Setelah diketahui tentang faktor-faktor tersebut, selanjutnya adalah menentukan program-program dan kebijakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi keniskinan yang terjadi di DKI Jakarta secara lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di DKI Jakarta. Dari hasil identifikasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang program-program dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan secara lebih efisien.

 Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel, maka variable yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta adalah angka melek huruf, laju pertumbuhan ekonomi, PDRB sektor industri, dan tenaga kerja sektor industri. Pemerintah telah menjalankan banyak kebijakan dan program-program dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Tetapi, program-program tersebut belum efektif untuk mengurangi kemiskinan secara signifikan. Program-program yang dijalankan masih berlaku secara umum dan belum mengena langsung pada sumber penyebab kemiskinan. Sehingga yang terjadi adalah masih tingginya angka kemiskinan di DKI Jakarta.
 Pemerintah perlu menerapkan program-program yang langsung mengena pada sasaran kemiskinan. Program-program tersebut antara lain: (i) pemberantasan buta huruf, dapat dilakukan dengan program Keaksaraan Fungsional yang dilanjutkan dengan Program Kejar Paket A B C, (ii) peningkatan pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan dengan fokus pembangunan pada sektor kunci (leading sector)
 yang ada di DKI Jakarta yang dilanjutkan dengan pemerataan distribusi pendapatan dengan pengoptimalan pemungutan pajak dan penegakan hukum, dan (iii) penciptaan iklim investasi, dengan memperbaiki sistem birokrasi, manajemen, infrastruktur, pajak serta menciptakan input/sumber daya yang mendukung, high return expectation, dan stabilitas ekonomi politik dalam negeri.




Daftar Pustaka :

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64803

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2014/07/tingkat-kemiskinan-di-dki-jakarta-maret-2014#.VUIbttKUffE

http://www.sapa.or.id/f2/1270-kemiskinan-yang-mencemaskan-di-jakarta